Selasa, 12 Januari 2010

Tips mengajarkan anak memilih jajanan sehat

Kenalkan pada buah hati tentang warna dan bentuk jajanan yang membahayakan kesehatannya.
Selasa, 12 Januari 2010, 13:21 WIB
Petti Lubis, Lutfi Dwi Puji Astuti


VIVAnews - Memberikan arahan pada buah hati tentang cara memilih jajanan sehat memang tidak mudah. Tapi, cobalah kenalkan mereka pada beberapa jenis zat berbahaya yang biasa digunakan pada jajanan di sekitar kawasan sekolah. Kenalkan pada buah hati Anda, mengenai warna jajanan yang membahayakan dan apa efek buruknya jika zat-zat berbahaya masuk ke dalam tubuhnya.

Berikut tips mengajarkan anak agar bisa memilih jajanan sehat dari Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan BPOM, Dewi Prawitasari saat ditemui di SDN 01 dan SDN 02 Menteng Dalam, Casablanca, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 12 januari 2010.

- Katakan pada si kecil untuk memilih makanan yang baik dengan memperhatikan bentuk makanan. Untuk jajanan berwarna 'ngejreng' atau menyolok, minta si kecil untuk menghindari makanan tersebut.

- Biasakan bertanya pada pedagang untuk memperlihatkan kepedulian si kecil pada kemanan pangan. Cara seperti ini bisa memotivasi pedagang untuk meninggalkan praktik-praktik salah yang mereka lakukan.

- Ingatkan si kecil untuk memperhatikan label atau kotak kemasan. Jajanan anak dikatakan aman, jika pada labelnya tercantum nama produk, jenis bahan, berat bersih, nama dan alamat produsen atau importir, masa kadaluarsa, dan nomor pendaftaran (MD, ML,ST atau P IRT).

- Waspada terhadap makanan dan minuman berwarna menyolok. Bisa jadi bahan


YANG PALING AMAN, ADALAH MEMBERI BEKAL KEPADA ANAK ANAK. SEBENARNYA BANYAK MAKANAN AMAN YANG DAPAT DISAJIKAN UNTUK ANAK ANAK. NUGGET DAN SOSIS YANG DIBELI DI SUPERMARKET, DENGAN ETIKET DAN KEMASAN JELAS, AKAN LEBIH AMAN UNTUK DISAJIKAN UNTUK BEKAL SEKOLAH ANAK.

Laboratorium Keliling BPOM

Langkah BPOM meluncurkan Mobil Laboratorium Keliling sungguh merupakan langkah yang tepat. Dengan menggunakan mobil tersebut, mekanisme pengawasan bahan makanan di lapangan akan lebih akurat dan tepat waktu. Masyarakat sebagai konsumen, akan merasa dilindungi dan menjadi lebih tenang.

Pemeriksaan On The Spot terhadap bahan makanan tentunya akan menjadi objective. Tidak lagi menunggu kasus keracunan terjadi di masyarakat. BPOM adalah polisinya, terhadap produsen makanan di Indonesia. Sehingga wajar kalau di lapangan harus sering berkeliling, memeriksa setiap pasar, toko, sekolah, tempat umum terhadap bahan makanan yang berbahaya bagi masyarakat.

BPOM Luncurkan 8 Mobil Laboratorium Keliling
Senin, 7 September 2009 | 11:39 WIB

FRANS AGUNG
Kepala BPOM Husniah Rubiana tengah melepas kedelapan mobil laboratorium keliling di Gedung BPOM Jakarta, Senin (7/9).
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam pemeriksaan produk olahan makanan, kini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tidak perlu datang ke pasar untuk membeli sampel lalu dibawa ke laboratorium untuk dites. Selain lama, juga rawan terjebak macet. Untuk itu Senin (7/9) pagi ini BPOM meluncurkan delapan unit mobil laboratoium keliling.

"Dengan unit labarotarium keliling ini, kami bisa melakukan tes laboratorium dan mendapatkan hasilnya di tempat dengan hanya beberapa menit," kata Kepala BPOM Husniah Rubiana sesaat sebelum melepas delapan mobil laboratorium keliling di Gedung BPOM Jakarta (7/9).

Menurut Husniah, peluncuran mobil ini releven karena menjelang Idul Fitri. Menjelang Lebaran volume dan frekuensi belanja bahan makanan dan produk makanan olahan masyarakat meningkat.

"Untuk itu, pada pengawasan kali ini difokuskan untuk makanan mengandung makanan berbahaya, misalnya apakah mengandung formalin,borax, rhodamin B, methanyl yellow, arsen, residu pestisida, dan pengawasan parcel lebaran," ucap Husniah.