Rabu, 14 Januari 2009

Keracunan Sosis

Bulan bulan kemarin sering dengar berita di media televisi dan cetak tentang keracunan Sosis dan Tempura. Sebagai pelaku bisnis Sosis, saya sangat kecewa melihat cara para wartawan televisi mengexpose berita. Mungkin perlu saya tuliskan kejadian yang lebih obyektif di sini.

Awal mulanya adalah kasus keracunan makanan (saya tidak/belum menyebutnya sebagai makanan Sosis/tempura) di Blitar Jawa Timur. Belum jelas apakah keracunan tersebut dikarenakan Sosis, Tempura, Saos merah, Pembungkusnya, atau penjualnya. Namun segera media massa menyebutkan bahwa terjadi keracunan sosis. Lalu berita tersebut di tanggapi oleh Departemen Kesehatan Jawa Timur dengan dikeluarkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan Kabupaten/Kota se jawa timur. Isi edaran tersebut adalah harapan dari DinKes Prop Jatim bahwa Masyarakat harus waspada terhadap jajanan Sosis, Tempura, Jilot. Hal tersebut tanpa mempertimbangkan apakah keracunan di blitar tersebut benar benar disebabkan oleh Sosis, Tempura dan Jilot. Betul betul sangat sembrono.

Akibat surat edaran resmi dari DepKesProp Jatim, setiap departemen kesehatan kabupaten mengirimkan surat kepada seluruh sekolah sekolah (tempat para penjual sosis goreng berjualan). Bahwa kepala sekolah harus mewaspadai terhadap jajanan sosis di sekolah. Akhirnya kepala sekolah menindaklanjuti lebih dahsyat, bahwa sosis adalah makanan beracun. Maka sejak saat itu, para pedagang sosis di sekolah sekolah pun musnah.

Dari gambaran tersebut saya melihat bahwa dinas kesehatan sebenarnya tidak bersalah, namun kurang bijaksana dan berhati hati. Ketika saya menjumpai mereka, mereka tampaknya tidak tau sama sekali apa itu sosis, apa mereknya, siapa yang buat, siapa yang distribusikan. Mereka hanya tau bahwa sosis itu berbahaya ketika dijajakan di sekolah sekolah.

Bersambung ...........

Tidak ada komentar: